sepatu.
pasti
ada yang bertanya kenapa sepatu?
ya
karena kita semua mengenalnya.
berawal dari percakapan singkat dengan seorang sahabat dan tidak disangka berujung pada rumus sepatu ini.
"mencari pasangan itu seperti mencari sepatu"
mencari yang pas
ketika
mencari sepatu yang pertama kita lihat adalah bentuk dan warna (kita keluarkan
harga ya di topik ini).
tak jarang orang lain mengatakan bagus, tapi kita
merasa “kurang cocok”.
akhirnya kita mencari lagi
sepatu yang kita rasa “ok, aku suka bentuk dan warnanya”.
setelah menemukan bentuk
dan warna yang sesuai dengan yang kita inginkan. kemudian akan mencari
ukurannya. apakah ukurannya tersedia atau tidak. kita mulai mencari tau lebih
lanjut mengenai sepatu yang kita inginkan.
ukurannya tersedia, secara
otomatis kita akan mencoba sepatu tersebut.
apakah benar-benar
“pas” atau tidak dikaki kita.
lalu kita mencoba berjalan
untuk mengetes apakah sakit atau tidak.
nyaman atau tidak.
bisa dikatakan cukup picky
untuk memilih sepatu. karena kita mencari yang benar-benar “pas”.
sepatu itu nantinya akan
kita pakai beraktifitas sehari-hari dan jika tidak pas.
tidak akan timbul rasa
nyaman.
padahal yang kita cari
dari sebuah sepatu adalah kenyamanan ketika digunakan, percaya diri serta
kebanggaan ketika beraktifitas.
analogi yang sama ketika
mencari seorang pasangan.
seperti kata pepatah, dari mata turun kehati.
tak dapat dipungkiri, rasa
tertarik secara visual terhadap seseorang akan mendorong kita untuk mengenal
lebih jauh orang tersebut kita.
visual disini dalam arti
kata yang terlihat, mungkin secara fisik, tutur kata ataupun sikap pada saat awal.
kemudian keinginan untuk
mengenal lebih jauh adalah mengenal karakter.
cocok atau tidak dengan kepribadian
kita.
singkat kata : nyambung
atau engga. apakah nyaman atau tidak.
jika semua oke.
well. congratulation!
you’ve found the one
:)
......
hal lain yang harus
disadari mengenai sepatu adalah
walaupun berbeda, tapi
searah
coba
perhatikan sepatu kita.
kanan
dan kiri pasti berbeda.
ya,
sepatu itu berbeda untuk saling melengkapi.
saling
mengisi. dan berdampingan.
walaupun berbeda, tapi
mereka searah.
itulah
sepatu kanan dan kiri.
terkadang
mereka tidak sejajar: kaki kanan didepan, kemudian diikuti kaki kiri kedepan,
kaki kanan lagi kedepan, dan begitu seterusnya.
mereka sedang melangkah
maju, menuju satu arah yang telah mereka sepakati bersama.
oh well,
analogi ini juga sama
ketika mencari seorang pelengkap dalam hidup kita.
tidak mungkin sama persis.
ada bagian yang sama, dan
pasti ada juga yang berbeda.
dan perbedaan itu bukan
untuk diperdebatkan.
namun untuk saling
mengisi, menghargai dan melengkapi.
agar mereka bisa melangkah
jauh kedepan.
untuk menggapai mimpi yang
telah di cita-citakan.
......
perbincangan itu berakhir dengan keheningan.
karena
sepasang sepatu telah mengajarkan sebuah makna dalam kehidupan yang mungkin
tidak kita sadari.
mengajarkan bahwa sebuah
pencarian itu selalu membutuhkan proses dan proses selalu membutuhkan waktu. dibutuhkan kesabaran untuk menemukannya.
kegagalan mungkin ada.
karena mungkin kita tidak langsung menemukan yang “pas”.
bisa setelah mencoba beberapa
kali, baru menemukan yang pas.
namun bisa juga setelah
mencoba beberapa kali, kemudian kita kembali ke pilihan sebelumnya.
we never know.
tapi satu yang kita tau.
sepatu itu selalu ada
pasangannya.
:)
TULUS - SEPATU
Kita adalah sepasang sepatu
Selalu bersama tak bisa bersatu
Kita mati bagai tak berjiwa
Bergerak karena kaki manusia
Kita mati bagai tak berjiwa
Bergerak karena kaki manusia
Aku sang sepatu kanan
Kamu sang sepatu kiri
Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan
Kamu sang sepatu kiri
Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya
Cinta memang banyak bentuknya
Mungkin tak semua bisa bersatu
1 comment:
Astonishingly agreed! setiap sepatu pasti punya pasangannya ;)
"cerita simpul, sepatu, dan jembatan"
Merry new year mbak!
Post a Comment