Ketika kita terjun atau akan melakukan suatu hal baru, tidak semua hal itu kita yakini bahwa kita bisa.
Tak jarang kita tak yakin dengan keputusan yang kita buat.
Mungkin kita ragu, dan bertanya: apakah bisa?
Maju dan mundur.
Tarik dan ulur.
Disatu sisi kita harus segera memutuskan apa langkah kedepannya.
Dan tak jarang kita bertanya pada diri sendiri: mau sampai kapan meragu?
Semakin lama kita meragu, akan semakin banyak pertimbangan yang muncul.
And voila! PICKY.
Ya seperti pemilih. Hanya seperti memilih.
Semakin bimbang.
Akan jadi seperti apa nantinya?
Senang atau tidak ya?
Apakah akan mengecewakan atau tidak ya?
Apakah akan bahagia atau tidak ya?
Apakah …….. atau tidak?
……….
…..
Dan terakhir…..
Bisa atau tidak ya?
Ketika kita coba menarik kembali sebuah garis lurus.
Sebuah garis yang benar-benar lurus.
Yang ditarik tanpa semua tambahan pertimbangan yang tidak perlu.
Akar dari semua kebimbangan.
Jawaban atas keraguan.
Yang terjadi sebenarnya adalah keraguan diri sendiri atas keinginan kita tersebut.
Kita bukan takut karena tidak bisa.
Tapi karena kita tidak yakin apakah kita MAU.
Ini bukan perihal bisa atau tidak, tapi mau tidak mau.
Ya mungkin tidak bisa diaplikasikan pada semua keadaan.
Ini hanya salah satu kondisi.
Jika pada saat awal mencoba memijak, kita sudah tidak yakin, apakah kita mau atau tidak.
Maka dipijakan selanjutnya kita akan goyah, sekalipun kita bisa.
Akan ada banyak hal yang menggoyahkan kita, apabila seiring berjalannya waktu dan seiring pijakan yang diambil, kita tidak memantapkan keinginan kita tersebut.
Ya tiap orang ada pertimbangannya masing-masing.
Dan segala sesuatu memang patut dipertimbangkan.
Sampai batas tertentu.
Namun apabila keraguan sudah ada pada awal langkah, dan keraguan itu tidak berubah menjadi sebuah kemantapan.
Tinggal menghitung waktu saja, sampai kapan kita sanggup bertahan dengan pertentangan batin kita sendiri.
Sekali lagi.
Ini bukan perihal bisa atau tidak, tapi mau tidak mau.
Jika kita mau, tapi mungkin kita kurang merasa bisa.
Pada waktunya kita akan bisa.
Semua butuh waktu.
Waktu untuk belajar.
Pertanyaan mengenai: bisa atau tidak ya? Pasti akan muncul.
Namun akan menjadi semangat dan energi positif apabila kita mau.
Sehingga menjadi bisa.
Keinginan itu haruslah sebuah keinginan yang muncul dari diri sendiri.
Karena semua itu kita yang menjalani.
Kita yang tau bagaimana cara menjalaninya.
Masing-masing dari kita punya cara masing-masing dalam berjalan menyusuri perjalanan dari sesuatu yang kita inginkan.
Tidak semua hal bisa kita coba-coba.
Selama kita tidak yakin, sebaiknya difikir kembali apabila kita mau mencoba.
Karena bisa membuat semacam perasaan: bukan ini yang saya maksud.
Ketika keraguan itu melibatkan banyak pihak, tidak menutup kemungkinan akan menyulitkan pihak terkait.
Memberikan bekas yang mungkin tidak dapat dilupakan.
Penting bagi kita untuk memantapkan dan mendefinisikan keinginan kita.
Memastikan hati atas apa yang kita inginkan.
Jangan gegabah dan merasa dikejar waktu.
Waktu tidak pernah mengejar kita, karena mereka berjalan konstan.
Hanya kita saja yang membuatnya seperti ‘mengejar’.
Jadilah seperti anak kecil yang tau apa yang diinginkan dan akan berusaha keras untuk mencapainya tanpa berfikir banyak hal. Tanpa menyakiti orang lain.
Satu tujuan. Satu keinginan.
If there’s a will, there’s a way.
Please, remember that.
2 comments:
Membaca postingan di atas seperti membaca buku nasihat2 ibnu arabi versi cinta dr wanita galau...haha, becanda
Setuju pemikiran di atas..walau ttp emg gbs diterapkan di setiap kondisi
Anyway, sedikit nasihat dr novel to kill am mockingbird, "kau tidak akan dpt memahami seseorang hingga kau melihat dari sudut pandangnya, hingga kau menyusup di balik kulitnya, dan menjalani hidup dengan caranya"
Hai, terimakasih untuk komennya :)
Setuju untuk nasihatnya.
tidak akan pernah bisa tau jika tidak menjadi dirinya.
Thank you :)
Post a Comment