awan sejuta mimpi

langit biru.

sejuta keinginan.
satu kemapuan.
sejuta harapan.
satu waktu.

semua bersamaan tepat ketika tiada daya.
tiada kekuatan.
dan saat itu juga
mimpi hanya akan menjadi derita semata.

pahit terasa.
semua terangkai indah dalam otak.
tak terlaksana dalam kehidupan nyata.

keinginan, harapan, mimpi muncul bagaikan awan
yang hanya terlihat berjarak 10 sentimeter dari tanah yang kupijak ini
yang tak hanya indah untuk dilihat
tapi juga menggiurkan untuk digapai

boom!
itu hanya ilusi semata gadis kecil.
butuh usaha dan tenaga untuk mencapai awan tersebut
tidak hanya dengan lompat atau dengan tangga.

. . . .

awan sejuta mimpi.
disanalah anganku berada
disanalah keinginanku berada
disanalah harapanku berada
mimpiku duduk dengan anggun disana.
menunggu ku untuk menggapainya.
aku tau itu

namun. . .

aku disini
saling bertatapan dengan mimpi
hanya tersenyum dengan keinginan
aku disini
berharap mereka mau menghampiriku
berharap mereka datang membahagiakanku
melebihi kebahagiaanku jika hanya menatap mereka saja
namun harapan, seperti yang kukatan tadi.
dia berada di awan ditempat mimpiku berada.

boom!
tak ada gunanya hanya melihat mereka dari sana gadis kecil
mereka hanya bisa menatapmu dari sana.
mereka hanya bisa membangkitkan semangatmu dari atas.
mereka hanya bisa membuatmu berfikir agar kau mendapatkan mereka gadis kecil.

aku tau itu.
aku tau itu semua.

hanya dua hal yang bisa aku lakukan
agar aku tidak hanya melihat mereka dari sini

pertama, pergi dari tempat kuberpijak sekarang.
berusaha mencari cara,
mencari semangat,
mencari yang kubutuhkan,
agar aku bisa menggapai mimpiku
bisa memenuhi keinginanku dan harapanku

kedua, mengenyahkan mereka dari awan.
dengan begitu aku tidak akan menatap mereka lagi
aku tidak akan melihat mereka dari sini.
namun aku akan menjadi hampa.

boom!
bangun gadis kecil, bangun!
gapailah mereka.
kejarlah mereka.
jangan kau enyahkan mereka dari sana.
jangan kau biarkan mereka hilang gadis kecil.
tanpa mereka kau tak bisa apa apa.

aku tau itu.
aku tau itu semua.

aku duduk.
aku berhenti menatap mereka.

bukan karena aku mengenyahkan mereka.
tetapi, karena . . .
disini. ditempatku berpijak.
masih banyak yang menungguku
masih banyak yang harus kulakukan
masih banyak yang harus kuperbuat.

mimpiku?
awan sejuta mimpiku?
mereka akan tetap kubiarkan disana.
mereka akan tetap kujaga disana.
mereka tidak akan kubiarkan pergi dari singgasananya.

aku disini.
masih berharap mereka datang.
aku disni.
masih disni.
menatap mereka untuk terakhir kali
tersenyum meyakinkan mereka bahwa aku akan menggapai mereka
dan aku melambaikan tanganku
seraya berkata jaga diri baik-baik

aku berdiri.
menatap hamparan gurun yang luas.
menatap ramainya kota.
menatap luasnya lautan.
menatap daundaun di hutan.
menatap sekitarku.

bersiap untuk melangkahkan kaki. . .
untuk membuat orang lain tersenyum.
dan diri ini tersenyum.